Cerita sex 2 Perkosaan Anak SMP
Kisah ini adalah kecabulan
nyata yang dilakukan seorang guru SMP pada belasan murid perempuannya.
Seperti dituturkan Dedi pada penulis, telah diedit tanpa mengaburkan
keaslian maknanya.
Dedi adalah lelaki berusia 35 tahun yang masih
juga ngejomblo dan pekerjaan sehari-harinya sebagai guru di SMP swasta
di kota S*****(Edited).
Kisah ini adalah kecabulan nyata yang
dilakukan seorang guru SMP pada belasan murid perempuannya. Seperti
dituturkan Dedi pada penulis, telah diedit tanpa mengaburkan keaslian
maknanya.
Dedi adalah lelaki berusia 35 tahun yang masih juga
ngejomblo dan pekerjaan sehari-harinya sebagai guru di SMP swasta di
kota S*****(Edited).
Kenapa tetap ngejomblo?. Ceritanya diusia
belasan dulu, Dedi pernah dikecewain Mustinah, gadis kampung idamannya
yang kemudian kawin dengan bandot tua bernama Muksin, juragan tanah di
kampung itu. Setelah merantau dan menjadi guru di kota S, Dedi juga
pernah beberapa kali menjalin asmara, misalnya dengan Susi, karyawati
disebuah hotel di kota S. Tapi, Dedi pun jadi kecewa setelah tahu kalau
Susi tak lebih hanyalah wanita panggilan yang tubuhnya sudah seringkali
dijamah lelaki hidung belang. Sedangkan dengan Erna, anak kepala desa di
kota S, orangtua Dedi dikampung kurang sregg, jadi Dedi terpaksa
hengkang meninggalkan Erna. Takut kualat sama ortunya.
Di kota S,
Dedi tinggal dikompleks pengajar di SMP swasta itu. Nah kelakuan bejat
Dedi mulai terjadi dua tahun terakhir, dan semakin menjadi-jadi karena
selama itu tak pernah ketahuan.
Awalnya, suatu pagi Dedi bingung
sekali harus bagaimana. Semalam sebelumnya, ia bersama beberapa teman
bujang disekitar kompleks pengajar habis melototin adegan layak sensor
dari VCD miliknya. Gambaran adegan porno yang ditontonnya membuat libido
Dedi terus melonjak dan butuh tersalurkan, sementara istri belum punya.
Mau belanja ke lokalisasi, Dedi takut kepergok kenalan. Profesi sebagai
guru yang patut digugu dan ditiru tentu saja melarangnya secara sosial
untuk melakukan itu.
"Ayo Indah, kamu maju kedepan dan kerjakan tugas
ini dipapan," perintah Dedi pada muridnya. Pagi itu Dedi mengajar
matematika untuk kelas satu. Jumlah murid kelas 1A hanya 30 orang, yang
cowok 10 dan cewek 20. Begitu dapat perintah Dedi, Indah maju kedepan
untuk mengerjakan perintah Pak guru Dedi.
"Sudah pak.., sudah
selesai," kata Indah setelah mengerjakan tugas dipapan tulis. Dedi
bangkit dari duduknya, dan mengamati tugas yang dikerjakan Indah.
"Wah.,
kamu ini pasti tidak pernah belajar ya? Kok ini salah semua.. Sini kamu
Indah, bapak beri hukuman," Dedi sedikit melotot meminta muridnya
mendekat.
Indah adalah gadis ABk.. Tok," pintu rumah terdengar ketukan.
"Eh kamu Indah.. Kok cantik sekali kamu..," Dedi menyambut Indah dengan genit.
"Jadi kan bapak kasih ilmunya?" tanya Indah dimuka pintu.
"Jadi
dong, ayo masuk kamu," Dedi menuntun Indah masuk kerumahnya, setelah
itu pintu utama ditutup rapat. Indah pakai rok sekolah sebatas lutut
dipadu kaos ketat warna pink, membuat susu yang baru tumbuh nampak
tersembul kedepan.
"Nah sekarang bapak mau kasih rahasia pintar,
tetapi kamu janji dulu untuk tidak cerita kepada siapapun. Soalnya,
kalau murid yang lain tahu mereka akan cemburu dan minta ilmu itu juga,
nanti kamu banyak saingan dan susah jadi juara, mau kan?" kata Dedi.
"Iya.. I.. Iya Pak saya janji," jawab Indah lugu.
"Oke
kalau begitu, sekarang kamu duduk disini ya, biar bapak kasih ilmunya,"
Dedi menyuruh Indah duduk di bangku kayu, Indah menurut saja.
Setelah Indah duduk, Dedi mendekat dan berbisik-bisik ketelinga kanan Indah.
"Kalau
mau pintar, telingamu harus dijilati seperti ini," kata Dedi, lidahnya
langsung menyapu daun telinga Indah berkali-kali sambil tangannya
memegangi kepala Indah.
"Aduh.. Geli Pak guru.. Geli sekali," Indah kegelian berusaha berontak.
"Geli
ya?, ya memang begitu, tahan sedikit ya," Dedi berhenti sebentar untuk
meyakinkan Indah, tapi jilatan itu dilanjutkan lagi setelah Indah
mengangguk. Puas menjilati telinga Indah, jilatan Dedi turun keleher
Indah, dan tangannya ikut turun juga mengusap dan sedikit meremasi susu
baru tumbuh milik Indah.
"Engghh geli Pak guru..," Indah menepis tangan Dedi, Dedi pun menghentikan aktifitasnya.
"Eh kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak?" kata Dedi sedikit melotot dan berlagak marah. Indah jadi takut.
"Iya pak, mau," jawab Indah tertunduk.
"Baiklah, telingamu sudah
bapak bersihkan. Nah sekarang kamu buka bajumu dan mandi gih di kamar
mandi itu, tapi jangan pakai sabun, biar bapak yang nyabunin nanti.
Mengerti?" Dedi memerintah lagi. Indah yang anak kampung menurut saja,
tak menaruh curiga.
Gebyar.. Gebyur.. Indah mulai mandi telanjang.
Pintu kamar mandi tak ditutup, dan Dedi menikmati tubuh telanjang Indah
dari pintu itu.
"Sudah Pak guru, sekarang sabunnya mana?" tanya Indah.
Tubuh
Indah yang beranjak remaja membuat nafsu Dedi naik. Susu yang baru
tumbuh dan vagina Indah yang belum berbulu dipandangi Dedi bergantian,
lalu Dedi mendekati tubuh berkulit putih itu.
"Ehm.. Bapak sabuni badanmu ya," tanpa menunggu jawaban Indah, Dedi segera mengusapi tubuh Indah dengan sabun yang dipegangnya.
Tangan
Dedi mulai nakal dan menjamahi susu Indah, mengusap-usap dan menekan
nekan. Meski kegelian, Indah nggak berani melawan, takut dimarah Pak
guru. Eh tangan Dedi lebih berani lagi mengusap di pangkal paha Indah
berkali-kali. Setelah puas menjamahi tubuh Indah, Dedi menyuruh Indah
menyelesaikan mandi, dan menyuruhnya melilitkan handuk saja setelah
selesai. Dedi menunggu diruang tamu.
"Saya sudah selesai mandi pak," Indah keluar kamar mandi dengan tubuh terbungkus handuk.
"Itu
baru pintar. Sekarang ikut bapak," kata Dedi dengan mata berbinar, lalu
mengamit tangan Indah dan menuntutnya masuk kekamar.
"Engghaak Pakhh.. Cuma gelii..," jawab Indah.
"Sekarang bobo'an disitu ya, biar bapak kasih ilmunya," suruh Dedi pada Indah, lagi-lagi Indah nurut saja.
Setelah
Indah berbaring di ranjangnya, Dedi mendekat dan duduk disamping kanan
ranjang itu. Tangan Dedi dengan terampil menghempaskan handuk yang
dikenakan Indah sehingga tubuh putih Indah yang baru mekar itu langsung
terpampang tanpa halangan dihadapan Dedi. Indah sedikit bingung melihat
perlakuan gurunya, tetapi gadis cilik itu tak berani protes. Jakun leher
Dedi naik turun memandangi susu ranum Indah yang putingnya masih kecil
dan tonjolannya pun belum sempurna. Lidah Dedi segera menyapu bibirnya
sendiri begitu matanya membentur selangkangan Indah yang ranum belum
ditumbuhi bulu.
Tangan Dedi menggerayangi tubuh Indah, sementara
Indah tak berkutik menahan geli. Kemudian Dedi naik keranjang dan mulai
menciumi tubuh telanjang Indah.
"Pakhh.. Geli pakhh," Indah menolak kepala Dedi saat lidah Dedi menjilati susunya.
"Uh..
Kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak? Nilai kamu nanti bapak kasih
merah semua lho," Dedi mengancam dengan mata melotot.
"Iya deh pak, saya mau pintar.. Tapi geli pak," Indah pasrah akhirnya.
"Nah gitu donk, geli dikit ya ditahan..," ketus Dedi dan kembali mencumbui gadis bau kencur itu.
Indah
bukan main kegelian, apalagi selama ini belum pernah dijilatin susunya,
berpikir untuk itu pun belum karena usianya masih kecil. Tapi untuk
melawan ia tak mampu, selain takut sama Dedi, ia juga ingin mendapat
ilmu pintar dari gurunya itu. Jadi, Indah hanya bisa menggeliat sambil
terpekik kecil menahan perlakukan Dedi, hal itu membuat Dedi tambah
bernafsu melumati tiap jengkal tubuh Indah.
Ciuman dan jilatan Dedi
terus turun keperut dan selanjutnya turun lagi menuju selangkangan
Indah. Dedi berhenti sejenak, disingkapnya paha Indah agar lebih
mengangkang. Mata Dedi hampir loncat melihat vagina Indah yang sangat
indah. Gadis berusia 12 tahun itu memiliki vagina yang sip, bibirnya
tipis dan bersih tanpa bulu.
"Nah.. Indah, sekarang saatnya Pak guru
menambah ilmu tadi biar kamu lebih pintar lagi," kata Dedi. Indah tetap
pasrah menerima perlakuan gurunya, dan menunggu apa yang akan terjadi
selanjutnya tanpa banyak tanya.
"Ahh pakhh..," Indah terpekik tapi
tak berani melawan saat lidah Dedi menjalari permukaan vaginanya.
Pinggulnya hanya bisa bergerak kecil menahan geli yang sangat dijilati
Dedi.
"Sakit ya Ndah?" tanya Dedi ditengah jilatannya.
Jilatan Dedi diteruskan, dan lama-lama Indah merasakan perasaan yang selama ini belum pernah dirasanya. Geli itu berubah menjadi rasa nikmat yang sensasional bagi Indah. Cairan kental mulai merembes dari vagina Indah, lidah Dedi menerima cairan itu dan melanjutkannya, cairan itu ditelan Dedi. Sore itu Dedi benar-benar mempraktekan fore play yang ditontonnya di VCD porno, kepada Indah muridnya. Lidahnya makin berani menelusup dibelahan bibir vagina Indah.
"Ahh.. Pakk Ghuuruu.. Indah pingin pipisshh pakhh..," Indah merasakan seluruh sendi dibokongnya kejang dan terasa enak, tanda-tanda orgasmenya mulai muncul. Dedi tak menyia-nyiakan kesempatan itu, vagina Indah semakin dilumat dan disedot-sedot dengan bibirnya.
"Mmmphhff.. Ahh hayoo.. Pipiss aja Linn.. Mmffphh," Dedi menambah jilatannya divagina Indah, sampai tubuh Indah tersentak-sentak menahan geli.
"Ahh.. Iyaa.. Linndaa piipiss Pakhh.. Uhh.. Pipiss.. Tuhh.. Aahh," Indah kejang beberapa kali. Orgasme pertama yang dirasakannya membuat Indah melambung kenikmatan. Dedi pun menghentikan aksi jilatnya.
"Sakit ya Linn?" tanyanya memandangi wajah Indah yang semakin ayu dilihat.
"Eh.. Enggak paakk.. Bapak jangan marah ya, Indah pipis dimulutnya bapak.. Habis Indah nggak tahan geli sekali sih," Indah takut kalau Dedi marah, cairan nikmatnya itu disangka air kencing.
"Bapak nggak marah, tapi apa yang kau rasakan tadi?" Dedi memancing Indah.
"Enggh.. Geli pak,"
"Enak nggak,"
"Iya.. Geli tapi enak pak," jawab Indah malu.
(cerita sez,hot 2017, cerita srx, cerita 17 hot, cerita swx ,cersek hot cerita 17 com)