Mamud Yang Sangat Mengoda
CeritaSange54 - Penikmat dan
penggemar cerita dewasa mau membaca yang baru ga niy karena ada cerita
yang seru buat kamu baca malam ini kalau udah siap langsung di baca aja
di bawajh ini ya...
Foto Seksi
Agen Judi Online
Pada
suatu siang sekitar jam 12-an aku berada di sebuah toko buku G di Gatot
Subroto untuk membeli majalah edisi khusus, yang katanya sih edisi
terbatas. Hari itu aku mengenakan kaos t-shirt putih dan celana katun
abu-abu.
Sebenarnya potongan badanku sih biasa saja, tinggi 170
cm berat 63 kg, badan cukup tegap, rambut cepak. Wajahku biasa saja,
bahkan cenderung terkesan sangar. Agak kotak, hidung biasa, tidak
mancung dan tidak pesek, mataku agak kecil selalu menatap dengan tajam,
alisku tebal dan jidatku cukup pas deh. Jadi tidak ada yang istimewa
denganku.
Saat itu keadaan di toko buku tersebut tidak terlalu
ramai, meskipun saat itu adalah jam makan siang, hanya ada sekitar 7-8
orang. Aku segera mendatangi rak bagian majalah. Nah, ketika aku hendak
mengambil majalah tersebut ada tangan yang juga hendak mengambil majalah
tersebut. Kami sempat saling merebut sesaat (sepersekian detik) dan
kemudian saling melepaskan pegangan pada majalah tersebut hingga majalah
tersebut jatuh ke lantai. "Maaf.." kataku sambil memungut majalah
tersebut dan memberikannya kepada orang tersebut yang ternyata adalah
seorang wanita yang berumur sekitar 37 tahun (dan ternyata tebakanku
salah, yang benar 36 tahun), berwajah bulat, bermata tajam (bahkan agak
berani), tingginya sama denganku (memakai sepatu hak tinggi), dan
dadanya cukup membusung. "Busyet! molek juga nih ibu-ibu", pikirku.
"Nggak pa-pa kok, nyari majalah X juga yah.. saya sudah mencari ke mana-mana tapi nggak dapet", katanya sambil tersenyum manis.
"Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak.."
"Kamu suka juga fotografi yah?"
"Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok.."
Lalu
kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, "Mah, Mamah..
Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah", potong seorang gadis cilik
masih berseragam SD.
"Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan", katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.
Sekitar setengah jam kemudian ada yang menegurku.
"Hi, asyik amat
baca bukunya", tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku
adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanaya dia balik lagi,
nggak bawa anaknya.
"Ada yang kelupaan Mbak?"
"Oh tidak."
"Putrinya mana, Mbak?
"Les piano di daerah Tebet"
"Nggak dianter?
"Oh, supir yang nganter."
Kemudian
kami terlibat pembicaraan tentang fotografi, cukup lama kami berbicara
sampai kaki ini pegal dan mulut pun jadi haus. Akhirnya Mbak yang
bernama Maya tersebut mengajakku makan fast food di lantai bawah. Aku
duduk di dekat jendela dan Mbak Maya duduk di sampingku. Harum parfum
dan tubuhnnya membuatku konak. Dan aku merasa, semakin lama dia semakin
mendekatkan badannya padaku, aku juga merasakan tubuhnya sangat hangat.
Busyet
dah, lengan kananku selalu bergesekan dengan lengan kirinya, tidak
keras dan kasar tapi sehalus mungkin. Kemudian, kutempelkan paha kananku
pada paha kirinya, terus kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku
menggesek-gesek dengan perlahan paha kirinya. Terlihat dia beberapa kali
menelan ludah dan menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya. Wah dia
udah kena nih, pikirku. Akhirnya dia mengajakku pergi meninggalkan
restoran tersebut.
"Ke mana?" tanyaku.
"Terserah kamu saja", balasnya mesra.
"Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol", kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
"Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol", katanya sambil tersenyum.
Kami
menggunakan taksi, dan di dalam taksi itu kami hanya berdiam diri lalu
kuberanikan untuk meremas-remas jemarinya dan dia pun membalasnya dengan
cukup hot. Sambil meremas-remas kutaruh tanganku di atas pahanya, dan
kugesek-gesekkan. Hawa tubuh kami meningkat dengan tajam, aku tidak tahu
apakah karena AC di taksi itu sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat
tinggi.
Kami tiba di sebuah motel di kawasan kota dan langsung
memesan kamar standart. Kami masuk lift diantar oleh seorang room boy,
dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di belakang Mbak Maya
yang berdiri sejajar dengan sang room boy. Kugesek-gesekan dengan
perlahan burungku ke pantat Mbak Maya, Mbak Maya pun memberi respon
dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah dengan gesekanku.
Ketika room boy meninggalkan kami di kamar, langsung kepeluk Mbak Maya
dari belakang, kuremas-remas dadanya yang membusung dan kucium
tengkuknya. "Mmhh.. kamu nakal sekali deh dari tadi.. hhm, aku sudah
tidak tahan nih", sambil dengan cepat dia membuka bajunya dan
dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari reitsleting
roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas batanganku.
Dia segera membalikkan tubuhnya, payudaranya yang berada di balik BH-nya
telah membusung. "Buka dong bajumu", pintanya dengan penuh kemesraan.
Dengan cepat kutarik kaosku ke atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat
terbelalak ketika melihat batang kemaluanku yang sudah keluar dari
CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2 cm dari pusar. Aku sih tidak mau ambil
pusing, segera kucium bibirnya yang tipis dan kulumat, segera terjadi
pertempuran lidah yang cukup dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan
dibuatnya.
Sambil berciuman, kutarik kedua cup BH-nya ke atas
(ini adalah cara paling gampang membuka BH, tidak perlu mencari
kaitannya). Dan bleggh.., payudaranya sangat besar dan bulat, dengan
puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya kebiruan.
Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan kiriku
sibuk menurunkan CD-nya. Ketika CD-nya sudah mendekati lutut segera
kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang menggantung
dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya yang cukup
jenjang. Nafas Mbak Maya semakin mendengus-dengus dan kedua tangannya
meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang memencetnya.
Akhirnya
mulutku sampai juga ke buah semangkanya. Gila, besar sekali.. ampun
deh, kurasa BH-nya diimpor secara khusus kali. Kudorong tubuhnya secara
perlahan hingga kami akhirnya saling menindih di atas kasur yang cukup
empuk. Segera kunikmati payudaranya dengan menggunakan tangan dan
lidahku bergantian antara kiri dan kanan. Setelah cukup puas, aku segera
menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian
iga, Mbak Maya menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek
ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah
keras. Dan semakin ke bawah terlihat bulu kemaluannya yang tercukur
rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas
menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa
kali.
Kulihat Mbak Maya segera menghentak-hentakkan pinggulnya
ketika aku memainkan klitorisnya. Dan sekarang terlihat dengan jelas
klitorisnya yang kecil. Dengan rakus kujilat dengan keras dan cepat.
Mbak Maya bergoyang (maju mundur) dengan cepat, jadi sasaran jilatanku
nggak begitu tepat, segera kutekan pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat
dan tepat, Mbak Maya ingin menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan.
Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya. Aku berusaha menahan dengan
sekuat tenaga dan erangan Mbak Maya yang tadinya sayup-sayup sekarang
menjadi keras dan liar. Dan kuhisap-hisap klitorisnya, dan aku merasa
ada yang masuk ke dalam mulutku, segera kujepit diantara gigi atasku dan
bibir bawahku dan segera kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke
kanan sambil menarik ke atas. Mbak Maya menjerit-jerit keras dan
tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan
pinggulnya yang bergerak melenting ke atas. Terasa liang kewanitaannya
sangat basah oleh cairan kenikmatannya. Dan dengan segera kupersiapkan
batanganku, kuarahkan ke liang senggamanya dan, "Slebb.." tidak masuk,
hanya ujung batanganku saja yang menempel dan Mbak Maya merintih
kesakitan.
"Pelan-pelan Ndi", pintanya lemah.
"Ya deh Mbak",
dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak
tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang
kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi
pasti kudorong lagi senjataku. "Aarrghh.. pelan Ndi.." Busyet padahal
baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan
kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras.
"Arrhhghh.." Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi
matanya.
"Kenapa Mbak, mau udahan dulu?" bisikku padda Mbak Maya setelah melihatnya kesakitan.
"Jangan Ndi, terus aja", balasnya manja.
Kemudian
kumainkan maju mundur dan pada hitungan ketiga kutancap dengan keras.
Yah, bibir kemaluannya ikut masuk ke dalam. Wah sakit juga, habis sampai
bulu kemaluannya ikut masuk, bayangkan aja, bulu kemaluan kan kasar,
terus menempel di batanganku dan dijepit oleh bibir kewanitaan Mbak Maya
yang ketat sekali.
Dengan usaha tiga hitungan tersebut, akhirnya mentok juga batanganku di dalam liang senggama Mbak Maya. Terus terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat dari keringatku yang mengalir sangat deras.
Setelah Mbak Maya tenang, segera senjataku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Mbak Maya mulai menikmatinya. Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun bersama genjotanku. Akhirnya liang kewanitaan Mbak Maya mulai terasa licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu kemaluannya sedikit berkurang dan bagiku ini adalah sangat nikmat.
Baru sekitar 12 menitan menggenjot, tiba-tiba dia memelukku dengan kencang dan, "Auuwww..", jeritannya sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan terbaring lemas.
"Istirahat dulu Mbak", tanyaku.
"Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi", bisiknya dengan nada manja.
"Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..", balasku tak kalah mesranya.
"Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..", pancing Mbak Maya.
"Ah nggak kok Mbak, baru kali ini", jawabku berbohong.
"Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa", puji Mbak Maya.
"Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak", balasku balik memuji.
"Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur", balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.
Tak terasa karena lelah, kami berdua tertidur pulas sambil berpelukan dan kami kaget saat terbangun, rupanya kami tertidur selama tiga jam. Kami pun melanjutkan permainan yang tertunda tadi. Kali ini permainan lebih buas dan liar, kami bercinta dengan bermacam-macam posisi. Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada permainan tahap kedua ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti, karena selain kami sudah sama-sama berpengalaman, ternyata liang senggama Mbak Maya tidak sesempit yang pertama tadi, mungkin karena sudah ditembus oleh senjataku yang luar biasa ini sehingga kini lancarlah senjataku memasuki liang sorganya. Tapi permainan ini tidak berlangsung lama karena Mbak Maya harus cepat-cepat pulang menemui anaknya yang sudah pulang dari les piano. Tapi sebelum berpisah kami saling memberikan alamat dan nomer telepon sehingga kami bisa bercinta lagi di lain saat dengan tenang dan damai
(foto ibu ibu cantik,mama seksi, foto hot mamah muda, mami seksi, mamabasah, ibu muda seks)